“Cinta yang Pupus”
Siapapun pasti pernah mengalami yang namanya cinta pertama , setiap orang punya pengalaman berbeda tentang hal ini. Kata orang masa-masa SMA itu masa yang paling indah, dengan bangganya aku menanggalkan seragam SMP dan berganti dengan seragam putih abu-abu .
Hari ini adalah hari pertamaku masuk SMA, seperti sekolah-sekolah pada umumnya hari ini adalah hari MOPDB (masa orientasi peserta didik baru). Saat itu aku masuk kejurusan ips, aku sama sekali tidak kenal dengan teman-teman di kelasku karena di kelas ini tidak ada satupun yang berasal dari sekolah SMP ku dulu, saat itu aku duduk dengan siswi dari SMP yang berbeda dengan ku.
Singkat cerita, akhirnya kakak OSIS yang menjadi PJ (penanggung jawab) di kelasku meminta kami semua memperkenalkan diri masing-masing. Iya saat itu aku mendapat giliran memperkenalkan diri ke -5.
“Assalamualaikum wr.wb perkenalkan nama saya Putri Aisha, kalian semua bisa memanggil aku Putri. Aku berasal dari SMP Negeri 28. Terima kasih” Kata ku sambil tersenyum. Setelah aku memperkenalkan diri, dilanjutkan oleh teman ku yang duduk disamping ku. Begitu pun seterusnya. Saat yang lain memperkenalkan dirinya aku sama sekali tak mendengarkan. Aku sibuk dengan buku tulis yang aku coret-coret sesuka ku. Tapi saat salah satu dari teman-teman sekelas ku memperkenalkan dirinya. Seakan-akan ada yang membisikkan telingaku untuk segera melihatnya. Suara nya membuatku berhenti mencoret-coret buku tulis itu. Aku seakan-akan terhipnotis dengan suara dan senyum manisnya.
“Haiii !!.. Perkenalkan namaku Bagas Prasetyo, kalian bisa memenggilku dengan nama Bagas. Aku berasal dari SMP Negeri 4 Medan. Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa aku bisa bersekolah di sini, aku pindah sekolah ke Jakarta karena tuntutan pekerjaan Ayahku. Terima kasih” Ucap Bagas memperkenalkan dirinya.
Saat Bagas memperkenalkan dirinya di depan kelas, aku tak berhenti untuk memandang nya. Aku seakan-akan terpesona oleh senyumannya. Sejak saat itu, aku lebih sering memperhatikan Bagas saat di kelas. Bagas adalah anak yang pendiam saat masa MOPDB, dia cuek dan juga jutek. Tapi entah kenapa, aku justru semakin penasaran dengan dia. Aku selalu bertanya-tanya dengan sikap Bagas yang cuek. Hingga masa MOPDB berakhir, aku masih sangat penasaran dengan Bagas Prasetyo, teman sekelas ku waktu masa MOPDB. Aku sama sekali tak pernah berbicara kepadanya. Dan saat pembagian kelas sesuai hasil tes diagnostic, aku sempat kecewa karena aku dan Bagas tidak satu kelas lagi.
Tapi aku tak pernah berhenti untuk terus mencari informasi tentang Bagas. Aku mencoba bertanya kepada teman SD ku yang sekelas dengan Bagas.
“Za? Kamu sekelas sama Bagas Prasetyo kan yaa?” kata ku bertanya kepada Reza
“Iya put , aku sekelas sama Bagas. Memang nya ada apa kamu nanyain dia?” kata Reza balik bertanya kepadaku.
“Menurut kamu Bagas itu orangnya gimana Za? Dia kok cuek banget si kayanya?” Tanya ku lagi kepada Reza.
“Bagas itu anak yang baik kok, dia sebenarnya gak cuek. Dia berusaha stay cool dihadapan wanita. Mungkin dia cuek nya sama orang yang dia gak kenal aja kali, Put. Tapi kalo sama orang yang dekat sama dia, dia biasa aja Put. Dia ketawa bareng sama kita-kita. Emangnya kenapa put? Kamu suka yaa sama Bagas?” kata Reza menjelaskan sambil bertanya balik kepadaku.
“Emmm.. engga kok, aku gak suka sama Bagas, aku cuma penasaran aja sama sikapnya Bagas yang cuek sama perempuan.” Jawab ku dengan wajah yang kebingungan dan panik.
“Ohh yaudah deh aku pergi dulu ya, Put, masih ada urusan lain soalnya.” kata Reza sambil berlalu pergi meninggalkan aku.
Sejak percakapan ku dengan Reza tadi siang, aku semakin penasaran dengan Bagas. Dan tidak berhenti untuk mencari informasi tentang Bagas. Aku mencoba mencari akun facebook dan twitternya di jejaring social. Dan alhasil, aku mendapatkannya. Aku mencoba menstalker akun facebook dan twitternya. Aku mengetahui zodiac dan kapan ulang tahunnya,ternyata aku dan dia mempunyai zodiac yang sama. Aku sangat senang sekali saat mengetahui bahwa aku dan Bagas mempunyai zodiac yang sama. Aku semakin yakin jika aku dan Bagas memang berjodoh. Hehehe :D. Aku mencoba mendapatkan nomor telepon Bagas melalui teman SD ku Reza, dan alhasil aku berhasil mendapatkannya lagi. Aku semakin mudah mengetahui banyak hal tentang Bagas melalui teman SD ku ini. Aku sudah mendapatkan nomor telepon Bagas, tapi aku tak pernah berani untuk menyapanya sekedar lewat sms. Nomor bagas masih tertata rapi dikontak hp ku.
Sejak aku meminta nomor Bagas pada Reza, aku dikira benar-benar suka pada Bagas. Reza jadi sering mengolok-olok aku dengan Bagas. Saat itu hubungan ku dengan Bagas baik-baik saja, Bagas mengetahui bahwa aku menyukainya dari Reza. Reza memang tidak pernah bisa bohong pada Bagas. Dan saat Bagas mengetahui hal itu, dia bersikap biasa saja kepadaku. Tapi lagi-lagi aku bernasib sial. Saat itu aku sedang sms`an dengan Reza, dan saat itu Reza sedang mengerjakan tugas kelompok bersama Bagas. Saat itu hp nya Reza sedang dipegang oleh Bagas, dan saat itu aku sms Reza dengan nomor baru, reflek, Bagas yang sedang memegang hp Reza membalas sms yang aku kirim. Dan saat itu hp ku juga sedang dipinjam oleh temanku. Mutia namanya, dan saat itu yang balas sms dari Bagas adalah Mutia. Mutia mengaku-ngaku menjadi pacar nya Bagas saat di sms. Jelas saja Bagas marah. Dan bodohnya lagi, Mutia mengaku sebagai aku. Dan saat itu juga Bagas membalas pesan ku dengan kata “NAJISS” kata yang sangat membuatku sakit hati.
Aku tak mampu lagi membendung air mataku yang hampir menetes. Saat itu aku dan Mutia juga sedang mengerjakan tugas bersama di rumah temanku. Dan saat itu juga aku meneteskan air mata hanya karena ucapan Bagas kepada ku saat di sms. Saat itu Mutia sangat merasa bersalah kepada ku. Mutia juga sudah meminta maaf kepadaku. Bahkan Mutia sudah coba untuk menjelaskan kepada Bagas, tapi Bagas tetap tidak percaya. Bagas hanya percaya kepada pesan yang diterimanya waktu itu.
Sejak pesan waktu itu, Bagas menjadi ilfeel kepadaku. Bagas selalu saja mengucapkan kata “NAJISS” ketika bertemu denganku. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi selain hanya bisa diam seribu bahasa. Tapi lama-lama aku juga lelah selalu diperlakukan seperti itu oleh Bagas. Aku mencoba berontak, dengan balik mengatai Bagas dengan kata “NAJISS”. Tapi entah mengapa? Aku tak pernah bisa membenci Bagas.
Aku justru semakin penasaran pada Bagas. Aku tak sengaja mengikuti ekskul yang sama pada Bagas di sekolah. Entah itu hanya kebetulan atau memang sudah menjadi takdir tuhan? Entahlah… hanya tuhan yang tahu.
Bagas masih saja cuek kepadaku. Hanya saja yang membedakannya dia tidak lagi mengatai ku dengan kata “NAJISS” justru sekarang aku lah yang selalu mengatainya dengan kata tersebut. Aku sempat heran dengan sikap Bagas akhir-akhir ini. Aku kira Bagas sedikit mulai menyukaiku tetapi aku salah. Aku dengar dari Reza bahwa Bagas sedang PDKT dengan kakak kelasku di sekolah. Aku sempat kaget saat mendengarnya. Bahkan aku sangat kecewa saat mendengarnya. Hati ku terasa tersambar oleh petir, dan hangus, lalu hancur berkeping-keping. Hanya sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi untukku, memberikan semangat untukku agar aku tidak terus-terusan memikirkan Bagas. Dan alhasil aku berhasil melupakan Bagas walaupun hanya sejenak.
Saat di kantin sekolah, aku dan para sahabatku sedang jajan di warung langganan kami. dan kebetulan di sana juga ada Bagas dan teman-temannya. Bagas dan teman-temanya kelihatan sedang asyik mengobrol. Dan saat itu ada kakak kelasku yang lewat. Namanya Tasya. Dan saat itu juga teman-temannya Bagas bilang
“Gas,itu si Tasya, giliran di kelas aja ngomonginnya Tasya mulu. Giliran ada orangnya aja diem.” Kata temannya Bagas. Saat itu Bagas tak biasanya tersenyum. Aku semakin yakin bahwa kakak kelas yang dimaksud sedang PDKT dengan Bagas adalah Kak Tasya. Aku cukup tahu siapa orang yang Bagas suka. Dan aku mencoba untuk menjaga perasaanku di depan teman-teman dan sahabat-sahabat ku.
Beberapa hari setelah pertemuan aku, Bagas, dan Tasya. Aku mendapat berita dari Reza, bahwa Bagas akan nembak kak Tasya saat hari ulang tahunnya.
“Put? Kamu udah tahu belum kalo Bagas mau nembak Tasya saat hari ulang tahun nya?” kata Reza bertanya kepada ku.
“Hahhh? Serius kamu Zaa? Kamu dapat informasi dari mana Zaa? Jangan bikin aku shok deh” kata ku dengan wajah yang kaget.
“Iya Put aku gak bohong. Kan Bagas teman dekat aku di kelas. Bagas sendiri yang bilang ke aku dan teman-teman kalo dia mau nembak Tasya saat hari ulang tahun nya.” Kata Reza menjelaskan.
“ohh gituu.. yaudah deh, makasih ya Zaa infonya” kata ku sambil tersenyum pada Reza.
Untuk kesekian kalinya aku harus membohongi perasaanku sendiri. Aku harus berbohong kepada teman-teman dan sahabatku. Aku harus berbohong tentang perasaanku sendiri. Aku berpura-pura untuk tidak kecewa saat mendengar bahwa Bagas akan nembak Kak Tasya saat ulang tahunnya. Padahal sebenarnya hatiku sendiri hancur, kecewa, dan remuk. Mungkin hanya aku dan tuhan yang tahu semua isi hatiku selama ini.
Singkat cerita… besok adalah hari ulang tahun Bagas Prasetyo, aku sebenarnya sangat ingin menjadi orang pertama yang memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Bagas. Tapi apa daya, aku tak cukup berani untuk mengucapkannya. Padahal tepat pukul 12 malam. Aku sengaja bangun hanya untuk mengetikkan pesan untuk Bagas dihari ulang tahunnya. Tapi bodohnya aku malah tidak berani untuk memencet tombol kirim di hp ku. Akhirnya aku hanya menyimpan pesan tersebut di hp ku. Kurang lebih begini isi pesan yang ingin ku kirim pada Bagas.
To : Bagas Prasetyo
Haii Bagas? Happy birthday yaa. Semoga kamu bisa menjadi apa yang kamu inginkan, semoga panjang umur, sehat selalu dan menjadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Wish you all the best and god bless you. Semoga sukses buat nembak kak Tasya nya besok 😀
Kurang lebih begitu lah isi pesan yang ingin aku kirim pada Bagas. Tepat hari selasa Bagas Prasetyo berulang tahun. Banyak sekali teman-temannya yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada Bagas. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, tanpa berani menghampiri dan mengucapkan selamat kepadanya.
Dan saat pulang sekolah, aku dan sahabat-sahabatku seperti biasanya selalu mampir ke kantin. Disana awalnya kami happy-happy bersama, saling berbagi cerita. Tapi semuanya mendadak sirna karena ada pemandangan yang tidak menyenangkan saat di kantin. Iyaaa… saat itu aku melihat Bagas dan kak Tasya yang sedang berpegangan tangan saat di kantin sekolah. Sepertinya saat itu Bagas sedang menembak kak Tasya. Saat itu aku sudah tidak nafsu untuk makan. Karena melihat pemandangan itu. Para sahabatku berusaha menenangkan aku dengan nasihat-nasihat yang mereka berikan kepada ku.
“Putri? Kamu gapapa kan? Udahlah gausah diliatin lagi put. Masih banyak cowo lain di dunia ini selain Bagas put. Move on dong, Put.” kata sahabatku
“Iyaa aku tau kok, kalian gausah khawatir sama aku yaa. Aku gapapa kok. Mendingan kita pergi aja deh dari sini. Aku udah gak sanggup lagi kayanya.” Kata ku sambil mengajak sahabatku untuk pergi dari tempat itu.
Keesokan harinya aku mendengar bahwa Bagas Prasetyo sudah jadian dengan kak Tasya. Bahkan saat itu juga teman-teman nyaBagas memberikan surprise kepada Bagas. Dan saat itu ada kak Tasya yang ikut dalam acara surprise party tersebut. Aku melihat foto mereka yang sedang bermesraan saat acara surprise party pada hari itu. Aku lihat dari sorot mata Bagas dan kak Tasya, mereka sangat bahagia. Tapi tidak dengan aku,justru keadaanku adalah kebalikan dari keadaan mereka berdua. Saat itu aku benar-benar hancur, kecewa dan juga rapuh. Aku rasa aku tak sanggup untuk mengikuti pelajaran di sekolah.
Tapi keadaan itu tidak berlangsung lama. Akhirnya sedikit demi sedikit, aku bisa melupakan kejadian tersebut, aku mencoba untuk belajar tegar menghadapi kenyataan yang ada di hidupku. Dari pengalaman aku dapat belajar, agar dimasa yang akan datang aku bisa menjadi yang terbaik. Cinta pertama ku saat awal masuk ke jenjang SMA harus berakhir dengan pupus.
Penulis : INTAN WAHUNI
Editor Penulis : ADE TIARA PUJI YUDARYANTI
Editor Penerbit : GIOVANNESANDESVA HENDRI