Reporter & Penulis: Nur Azima, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia Angkatan 2021
Kegiatan Lancang Kuning Carnival dan Gebyar Bangga Buatan Indonesia (BBI), Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) Tahun 2024 sukses ditaja oleh Dinas Pariwisata Provinsi Riau. Even ini mencetak Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan jumlah Penari Lancang Kuning terbanyak berupa tarian massal. Oleh karena itu, sanggar-sanggar dari berbagai universitas yang ada di Pekanbaru ikut menentukan kesuksesan prestasi tersebut.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau mengirimkan 2 sanggarnya; sanggar Latah Tuah dan Sanggar Bahuwarna. Sanggar Latah Tuah merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bernaung di bawah kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, sedangkan Sanggar Bahuwarna merupakan sanggar dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. “Pucuk dicinta, ulam pun tiba.”. Para mahasiswa sangat antusias untuk mengikuti Tarian Massal tersebut, tidak terkecuali Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia yang tergabung dalam Sanggar Bahuwarna tersebut.
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia yang mengikuti Tarian Massal tersebut berjumlah 9 orang dari angkatan 2021 dan 2023. Dari angkatan 2021 yaitu Adilla Agustin Lubis, Dwi Nodelva Febrianti, Ela Wahyu Ningsih, Fajri Aprilla Setianingrum, Khairunissa R. P, Windi Lasmaida Siregar. Adapun dari angkatan 2023 yaitu Cindy Tri Suci Defruzi, Putri Ramadhani, Isfi Aprilian Nusen.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh salah satu Penari BIN yaitu Fajri Aprilla Setianingrum menjelaskan ketertarikannya untuk mengikuti tarian massal ini.
“Saya tertarik mengikuti tari massal ini, karna saya suka dengan menari, semua jenis tari jika saya bisa ikuti, maka saya ikuti. Apalagi merupakan tari masal yang melibatkan 10.000 penari, menjadi salah satu bagian dari tari massal adalah suatu kebanggaan bagi saya karna acara itu cukup dikenal oleh siapa pun, dan ini adalah acara terbesar yang pertama kali saya ikut,” ujar Fajri.
Lebih lanjut, Fajri menjelaskan keseruannya dalam mengikuti tarian massal untuk pertama kalinya yang ditaja oleh Dinas Pariwisata Provinsi Riau.
“Seru! Karena tarian massal dari segi gerakannya cukup menarik, musiknya, propertinya juga, latihannya dimana mana, dan bisa nambah relasi. Selain itu bertemu orang banyak bisa bertemu teman lama serta bisa dilatih secara profesional,” ujar Fajri.
Kegiatan ini sukses meraih rekor MURI, dengan dihadiri oleh 10.000 penari lancang kuning sehingga mendapatkan antusiasme oleh masyarakat Riau dari berbagai daerah untuk melihatnya. Tidak hanya itu kegiatan ini juga dimeriahkan oleh penampilan-penampilan artis tanah air serta dilengkapi dengan adanya pawai budaya yang menambah kemeriahan acara tersebut.